 |
Sumber: www.google.com |
Aku mulai bermain sosial media atau jejaring sosial
sejak tahun 2007. Awalnya aku membuka akun Friendster, jejaring sosial yang
sedang booming waktu itu. Aku tidak sengaja menemukan alamat situs Friendster
sewaktu sedang browsing di warnet. Ternyata sudah banyak juga kawan sekolah dan
kuliahku yang bergabung di Friendster.
Setahun kemudian, Februari 2008
aku membuka akun Facebook, tapi tidak pernah benar-benar menggunakannya. Aku
masih menggunakan Friendster sampai sekitar awal tahun 2009. Suatu hari ada
kawan di Friendster yang mengajak hijrah ke Facebook. Aku pun pindah karena
sudah mulai bosan juga dengan Friendster.
Salah satu hal yang membosankan
dari Friendster adalah semakin banyak alay di sana. Tapi kalau diingat-ingat,
aku juga pernah menjadi bagian dari alay-alay itu sewaktu awal bergabung dengan
Friendster. Untung saja semua postingan di Friendster sudah hilang sejak
Friendster berubah menjadi situs games online. Malu dah kalau mengingat-ingat
kealayan itu.
Masa-masa awalku di Facebook
sebenarnya masih diwarnai postingan-potingan alay. Waktu itu aku tidak
memilih-milih dalam menambah teman. Mau aku kenal orangnya di dunia nyata atau
tidak, aku tambah atau terima saja mereka di daftar teman Facebookku. Sampai
akhirnya lama-lama aku bosan juga melihat banyak status-status alay yang bertebaran
di beranda Facebook.
Akhirnya aku mulai pilih-pilih
dalam menambah dan menerima teman baru di Facebook. Sampai sekarang
Alhamdulillah beranda Facebookku cukup nyaman untuk dibaca. Selain karena lebih
selektif dalam memilih teman, juga banyaknya postingan informatif dari beberapa
halaman yang kusuka di Facebook. Kadang-kadang muncul juga sih status-status
yang tak enak, kebanyakan soal keluh-kesah yang memang dari dulu tidak
kusuka.
Waktu aku baru bermain Facebook,
aku sedang menjalani tahun ketiga di Jurusan Teknik Sipil Unsyiah. Kebanyakan
status yang muncul dari kawan-kawan pastinya seputar persoalan kuliah, sekolah,
asmara dan kehidupan remaja lainnya. Selain itu juga sering muncul postingan
tentang games-games Facebook. Aku sempat rutin bermain games online di
Facebook. Game favoritku waktu itu adalah Rock Legend. Setelah Rock Legend
hilang dari Facebook, aku hijrah ke Frontier Ville.
Entah kenapa, Facebook ini tak
pernah benar-benar bikin bosan. Walaupun beberapa tahun lalu muncul Google Plus,
Facebook tetap masih berjaya. Facebook juga kadang-kadang melakukan perubahan
terutama di bagian user interface (antar
muka pengguna). Aku sempat juga merasa tak suka dengan perubahan yang dibuat
Facebook, tapi tetap saja tak bisa meninggalkannya. Sampai-sampai aku pernah
update status “Ingin punya istri seperti Facebook. Saat aku mulai bosan Facebookan, ada
saja fitur-fiturnya yang membuatku tetap ingin membuka Facebookan.” Status itu muncul
sewaktu aku mulai merasa bosan Facebookan, tapi kemudian menemukan game online baru .
Bagaimana dengan jejaring sosial
yang lain, seperti Twitter, Foursquare, dan Instagram? Ya, aku juga punya akun
di ketiga jejaring sosial itu. Di antara ketiganya aku paling sering menggunakan
Foursquare dan Instagram. Twitter hanya sekali-kali saja kubuka. Entah kenapa
aku tidak terlalu tertarik dengan Twitter. Bahkan avatar Twitterku belum pernah
kuganti sejak kubuat tahun 2009 yang lalu. Check in di Foursquare atau foto di Instagram
pun kadang-kadang aku bagi juga tautannya ke Facebook. Ujung-ujungnya Facebook lagi yang
jadi juara.
Semakin lama, seiring
bertambahnya usia, ragam postingan yang muncul di beranda Facebookku pun
berubah. Postingan yang paling umum tentunya tetap berbagai masalah sehari-hari
atau sekedar curahan hati. Aku tidak lagi bermain games di Facebook. Beberapa
kawan sering update status tentang skripsi atau tugas akhir. Sebagian lagi
tentang pekerjaan atau perjalanan ke berbagai tempat yang menarik. Beberapa kawan
yang lain sering update mengenai agama dan nasehat-nasehat. Ada juga yang
update tentang pernikahan, terutama kawan-kawan cewek.
Soal yang terakhir ini, dalam
setahun terakhir rasanya semakin banyak yang posting. Kali ini tidak hanya
kawan-kawan cewek, yang cowok pun beberapa sudah melakukannya. Semakin ramai
kawan-kawan yang menikah. Orang yang menikah, ujung-ujungnya punya anak. Hal
ini juga menyusul menjadi tema yang sering muncul di beranda Facebookku. Setiap
hari pasti ada saja kawan-kawan yang posting foto-foto atau status tentang bayi
dan balita.
Aku sendiri akhir-akhir ini sudah
jarang update status. Kalau pun update sekali-kali biasanya tentang kuliah,
foto-foto sewaktu aku jalan-jalan atau berita-berita yang sedang booming di
media. Kadang-kadang aku juga membagi tautan ke situs-situs yang kuanggap
menarik. Nantinya aku pasti mau juga dong update status tentang pernikahan dan
anak-anak. Pernikahan dan anak-anakku sendiri. Amin...
Related Posts:
setidaknya masih bisa update blog, jejaring sosial yang luput dari kebanyak orang di Indonesia :)
BalasHapusterus semangat untuk menulis ;)
Iya, terima kasih...
Hapus:D
Seorang teman mengatakan bahwa dia tidak begitu tertarik dengan media sosial. Buatnya, terlalu asik di media sosial adalah pekerjaan yang membuang-buang waktu. Kebalikan darinya, saya justru begitu tertarik dengan media sosial.
BalasHapusSo far, tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan teman saya itu, nyaris betul malah. Tapi karena saya terlalu tertarik dengan media sosial dan sudah memberi sedikit keuntungan buat saya, saya mencoba meminimalkan hal-hal yang membuang-buang waktu seperti: 1) menutup jendela chatting, sudah lebih setahun ini saya nggak pernah membukanya lagi, kalau ada perlu apa-apa dengan seseorang, saya tinggal mengiriminya pesan saja, begitu juga jika orang lain ada perlu dengan saya; 2) meng-hidden akun-akun tertentu; yang alay :D
Yup, kalau postingan dan orang-orang di akun kita disaring dengan baik, Facebook jadi sangat bermanfaat.
HapusKlo diawal niat pke fb supaya terconnect dgn teman2 diluar..skrg jadi suatu kebutuhan. Bahasan kuliah dan ujian slalu dibahas di group fb, user lbh mudah untuk berinteraksi dibandung dgn google group misalnya
BalasHapusJdnya fb slalu aktif.. klo g mau ketinggalan 1-2 materi (yg biasanya diselingi maen2 juga :D)
Betul, apalagi sekarang pas sedang di Jerman. Komunikasi dengan kawan-kawan di Indonesia lebih sering lewat Facebook.
Hapus