Postingan Sebelumnya
Derby
della Madonnina
Minggu (22/12) sekitar jam 7 malam aku
berangkat ke stadion. Di sepanjang jalan sudah ramai sekali orang-orang yang
menuju kesana. Tifosi Inter dan AC Milan berjalan berkelompok atau sendiri-sendiri
bersiap mendukung tim kesayangannya masing-masing. Di halte sekitar 1 km dari
stadion ada beberapa bus gratis yang disediakan untuk penonton yang mau ke
stadion. Aku pun menumpangi salah satu bus itu dan akhirnya sampai ke stadion.
Suasana di luar stadion sudah ramai
sekali dengan tifosi kedua tim. Aku langsung menuju gerbang stadion sesuai
dengan tiket yang kudapat dan mengantri untuk masuk ke stadion. Setelah tiket
di-scan di pintu pemeriksaan, aku berjalan menaiki menara melalui jalan yang
melingkar sampai ke atas. Tingginya kira-kira 13 lantai. Di tengah menara ada
juga tangga sebagai jalan alternatif.
 |
Suasana di luar stadion sebelum pertandingan |
Aku memasuki tribun, terlihat
tribun-tribun lain di sekelilingku sudah mulai terisi. Luar Biasa. Aku langsung
menuju tempat duduk dan menunggu disana sambil mengambil foto suasana di dalam
stadion. Sekitar setengah jam sebelum pertandingan, para kiper dari kedua tim
terlihat memasuki lapangan dan mulai melakukan pemanasan. Kemudian disusul
pemain-pemain lainnya. Saat pemain AC Milan memasuki lapangan, sorak-sorak ejekan
sangat keras terdengar dari Curva Nord. Sementara sebaliknya, saat pemain Inter
memasuki lapangan tepuk tangan dan dukungan terdengar keras dari tribun di
utara stadion itu.
Sebelum pertandingan, lagu resmi Inter Milan yang berjudul C’e’solo l’Inter (Cuma Ada Inter) diputar di stadion. Tifosi Inter, terutama yang
berada di Curva Nord ikut menyanyikan lagu itu. Beberapa menit sebelum pertandingan
dimulai, nama-nama pemain yang akan tampil dan pemain cadangan diumumkan.
Tifosi Inter bertepuk tangan, berteriak memberi dukungan setiap nama pemain
Inter diumumkan. Kecuali saat nama Alvaro Pereyra disebut. Mereka menyoraki dan
mengejeknya. Itu karena akhir-akhir ini dia sering bermain jelek setiap
mendapat kesempatan bermain. Interisti berharap pamain asal Uruguay ini segera dijual oleh klub.
Kick off babak pertama pun dimulai.
Inter dipimpin oleh kaptennya Javier Zanetti. Pemain senior kelahiran Argentina
berusia 40 tahun ini sudah 18 tahun bermain untuk Inter. Dia bisa bermain di
berbagai posisi. Kali ini dia ditempatkan sebagai gelandang bersama Esteban
Cambiasso, wakil kapten Inter dan Saphir Taider, pemain muda asal Aljazair.
Sementara itu Milan dikapteni oleh Kaka, mantan pemain terbaik dunia asal
Brasil yang musim ini baru kembali ke Milan setelah kurang bersinar di Real
Madrid.
Di babak pertama kedua tim terlihat
kurang ngotot dalam menyerang. Cuma sesekali saja muncul peluang yang
membahayakan gawang lawan. Penyerang Inter, Rodrigo Palacio sempat terjatuh di
kotak penalti Milan setelah bersentuhan dengan Sulley Muntari, tapi wasit tidak
memberikan penalti untuk Inter. Inter memang tidak akrab dengan penalti. Aku
pernah membaca, dalam 40 pertandingan terakhir, kami hanya mendapat 2 penalti.
Penyerang Milan Mario Balotelli mempunyai 2 kesempatan emas untuk mencetak gol
di babak pertama, tapi usahanya masih gagal. Babak pertama berakhir dengan skor
0 – 0.
 |
Jalannya pertandingan Inter vs. Milan |
Pertandingan berjalan lebih seru di
babak kedua. Kedua tim bergantian saling menyerang. Inter mendapat peluang
mencetak gol melalui Jonathan dan Hugo Campagnaro. Di pertengahan babak kedua,
Kapten Zanetti ditarik keluar lapangan dan digantikan oleh Zdravko Kuzmanovic.
Dia bermain cukup bagus di lini tengah Inter. Pergantian pemain berikutnya
adalah Mateo Kovacic yang masuk menggantikan Taider. Skor masih tetap 0 – 0.
Menjelang akhir pertandingan, pelatih Inter, Walter Mazzarri memasukkan Mauro
Icardi untuk menggantikan Cambiasso. Cambiasso pun menyerahkan ban kapten
kepada pemain asal Jepang, Yuto Nagatomo. Masuknya Icardi membuat serangan
Inter ke gawang Milan semakin gencar. Akhirnya di menit 86, gol cantik tercipta
dari kaki Rodrigo Palacio. Berawal dari umpan silang Fredy Guarin dari sisi
kiri pertahanan Milan, dia menyontek bola dengan tumit melewati kiper Milan,
Abbiati. Gol... 1 – 0. Seluruh Interisti di dalam stadion bersorak, berlompatan
merayakannya. Atmosfir yang luar biasa.
 |
Curva Nord Giuseppe Meazza setelah gol Rodrigo Palacio |
Setelah
itu Milan mencoba untuk
menyamakan kedudukan di empat menit waktu normal yang tersisa ditambah
empat
menit injury time. Pemain Milan makin agresif, sampai akhirnya Muntari
mendapat
kartu merah akibat melanggar Kuzmanovic di injury time. Banyak sekali
pelanggaran yang terjadi di pertandingan ini. Wasit juga mengeluarkan
total 8
kartu kuning untuk kedua tim.
Sayangnya di pertandingan ini tidak ada
koreografi atau yel-yel khusus yang ditampilkan tifosi Curva Nord. Hal
ini sebagai bentuk solidaritas terhadap tifosi Curva Sud yang dilarang
oleh Federasi Sepakbola Italia menampilkan yel-yel pada pertandingan
ini. Padahal mereka sudah mempersiapkan yel-yel dan banner dari
jauh-jauh hari seperti derby-derby sebelumnya.
Saat
wasit meniup peluit panjang tanda
berakhirnya pertandingan, seluruh Interisti bersorak kegirangan. Ini
adalah kemenangan pertama Inter sejak Erick Thohir, pengusaha asal Indonesia menjadi pemilik dan
Presiden Inter menggantikan Massimo Moratti. Kami
merayakannya bersama Interisti yang ada di samping kami. Oh ya,
Interisti lain
yang duduk di sampingku malam itu adalah Julia, seorang Internona asal Kroasia
yang
tinggal di Bari. Dia datang bersama teman lelakinya. Ini juga pertama
kalinya
dia menonton langsung di Giuseppe Meazza. Waktu aku bilang kalau aku
dari Indonesia, dia dan temannya langsung berseru, "Indonesia? Oh...
Thohir, Thohir..." Haha... Sekali lagi, C'e' solo l'Inter terdengar di dalam stadion. Setelah pertandingan, aku langsung
pulang ke hostel dan tidur nyenyak dengan perasaan puas dan senang.
Susunan Pemain:
Inter Handanovic; Campagnaro, Rolando,
Juan Jesus; Jonathan, Taider (Kovacic), Cambiasso (Icardi), Zanetti
(Kuzmanovic), Nagatomo; Guarin; Palacio
Milan Abbiati; De Sciglio, Zapata,
Bonera, Constant (Emmanuelson); Poli (Pazzini), De Jong, Muntari ; Kakà,
Saponara (Matri); Balotelli
Kartu Kuning: De Sciglio, Constant, De Jong,
Balotelli (Milan), Guarin, Juan, Rolando, Campagnaro (Inter)
Kartu Merah: Muntari (Milan)
Sumber
Pagi hari ketiga, Senin (23/12) setelah sarapan aku
check out dari hostel karena hostel ini akan ditutup selama seminggu. Aku
memutuskan untuk mencari hotel di daerah sentral biar lebih mudah transportasi
ke bandara besok pagi. Tapi sebelumnya aku mau berjalan-jalan dulu ke Piazza del
Duomo. Dengan menaiki Metro Milan, aku sampai di lokasi landmark kota Milan
ini. Disini terdapat Duomo di Milano atau Katedral Milan. Katedral ini terlihat
sangat megah. Waktu berjalan-jalan, aku ketemu dengan satu rombongan wisatawan
dari Indonesia yang sedang dibawa berkeliling oleh pemandu wisatanya. Di dekat
Piazza del Duomo terdapat Galleria Vittorio Emanuele II. Di sini aku menjumpai beberapa toko souvenir khas Milan dan juga
toko-toko Fashion berbagai merek terkenal di dunia seperti Prada.
 |
Duomo di Milano |
Terus berjalan, aku menemukan toko resmi AC Milan dan Juventus. Aku pun penasaran, dimana toko resmi Inter?
Kurang sah rasanya kalau ketemu toko rival, tapi toko tim sendiri tidak ketemu.
Akhirnya, lagi-lagi dengan bantuan Google Map aku menemukan lokasi Solo Inter
Store. Syukur, letaknya tidak terlalu jauh dari Duomo di Milano. Sampai di sana, aku melihat antrian yang panjang di depan toko resmi Inter ini. Sempat kaget juga, ternyata di seberang jalan dari Solo Inter Store, ada lagi sebuah Milan Store. Tapi toko itu terlihat sepi. Nampaknya ini efek derby semalam, hehe... Aku pun ikut antri untuk masuk ke Solo Inter Store. Aku sempat mengambil beberapa foto dan melihat-lihat berbagai jersey dan assesoris resmi Inter di dalamnya.
 |
Solo Inter Store |
Sorenya aku kembali ke Milan Sentral dan
check in di sebuah hostel disana. Hostel ini juga bagus dan nyaman karena baru
direnovasi. Beberapa bagian hostel malah masih mengalami sedikit perbaikan.
Malamnya aku sempat berjalan-jalan sebentar sambil mencari beberapa souvenir
kecil.
Keesokan paginya (Selasa, 24/12) aku check out dari hostel
dan menuju Bandara Bergamo. Aku terbang kembali ke Jerman dengan perasaan puas
telah mewujudkan satu lagi mimpiku.
Belum ada tanggapan untuk "Milan Trip and Derby della Madonnina (Part II)"
Posting Komentar