Semalam adalah malam minggu. Malam minggu yang agak berbeda
dari biasa. Kalau biasanya aku menghabiskan malam minggu di rumah atau ngopi
bersama teman di warkop, kali ini aku melewatinya di kampus bersama dosen.
Aku diminta datang ke kampus oleh dosen Co Pembimbing Tugas
Akhirku, Pak Ridha. Setelah tugas akhirku selesai dan aku pun disidang,
ternyata penelitian tugas akhir itu akan dilanjutkan oleh mahasiswa S2.
Jadi kami diminta bertemu untuk sharing dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian tersebut di laboratorium Korosi Teknik Mesin, tempat Pak Ridha
beraktivitas sehari-hari.
Ketika aku sampai di lab, Pak Ridha sudah mulai berdiskusi
dengan kedua mahasiswa S2 tersebut. Tak lama kemudian Sibran, teman satu penelitianku datang. Pembicaraan terus berlanjut. Pak Ridha menjelaskan berbagai hal
tentang tahap-tahap penelitian dan pembuatan tesis serta karya ilmiah.
Sampai pada akhirnya ada salah satu bagian yang menarik dari
hal-hal yang disampaikan oleh Pak Ridha. Beliau menyampaikan 3 modal utama yang
dibutuhkan seseorang untuk sukses.
Modal yang pertama adalah pengetahuan (knowlegde). Di zaman
serba canggih dan online seperti sekarang ini pengetahuan sangat mudah didapat.
Sumber informasi dapat diakses dengan mudah. Berbagai pengetahuan dan informasi
setara ratusan buku di pustaka kini dapat dimasukkan ke dalam saku melalui
flashdisk. Tapi, semua itu tetap tak bernilai jika kita tidak membaca dan
mempelajarinya. Itulah pengetahuan.
Kedua adalah keterampilan (skill). Kita tak harus jadi
orang yang jago dalam segala hal. Cukup fokus pada satu bidang yang kita sukai
dan kuasai, kemudian sedapat mungkin asah kemampuan kita dalam bidang tersebut
sehingga bermanfaat dalam hidup kita. Keterampilan harus terus dilatih, diasah,
dan digunakan sehingga tidak hilang.
Modal ketiga dan yang paling penting adalah sikap (attitude).
Menurut Pak Ridha hal ini lah yang menjadi kelemahan Indonesia sekarang. Sangat
sedikit orang Indonesia yang menjadi pemimpin di dunia internasional, menjadi
CEO perusahaan dunia, karena kurangnya nilai sikap. Walaupun memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, seseorang tidak ada apa-apanya jika
tidak memiliki sikap yang baik. Sikap ini termasuk akhlak, kebiasaan, cara kita
menghadapi berbagai hal sehari-hari.
Contoh nilai sikap yang kurang pada bangsa Indonesia adalah
boros dan kurang disiplin. Pak Ridha menyelesaikan pendidikan S2 dan S3-nya di
Jepang. Beliau mencontohkan, di Jepang skripsi atau tesis dibuat sederhana,
tidak terlalu tebal namun informasinya jelas bagi pembaca, dan cukup dicetak
rangkap dua. Satu untuk jurusan dan satunya lagi untuk pertinggal mahasiswa.
Berbeda dengan di Indonesia yang harus dicetak dengan kertas kualitas tinggi,
tebal dan bisa sampai delapan rangkap pula. Di saat dunia sedang menggalakkan anti
global warming, Indonesia justru terus menghabiskan kayu untuk kertasnya.
Satu
contoh lagi, saking disiplinnya orang Jepang, mereka bisa janjian ketemu antara
dua orang di kota yang berbeda jarak sampai 600 km, setara Banda Aceh – Medan,
tepat waktu. Semua direncanakan dengan terperinci mulai dari jadwal kereta, jalan yang harus
dilalui ke tempat pertemuan, sampai akhirnya bertemu tepat waktu. Telat 5 menit
saja sudah sangat hina bagi mereka. Berbeda dengan di Indonesia, yang orangnnya
sering berkumpul telat 1 jam dari waktu yang dijanjikan.
Orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang baik serta seimbang, berarti memiliki modal yang baik untuk sukses. Sukses
di dunia, sukses pula di akhirat.
Semoga kita bisa jadi orang semacam itu.
Related Posts:
Belum ada tanggapan untuk "Pengetahuan, Keterampilan, Sikap"
Posting Komentar